Saturday, 20 February 2016

SUNAH DAN HADIS




Makan dan minumlah dengan tangan kanan
, jangan dengan tangan kiri…!!! kenapa? karena Islam telah mengatur segala sesuatu untuk kita hidup di dunia ini, hingga yang kecil-kecil pun telah ada aturannya namun kebanyakan umat Islam melupakannya. Salah satunya adalah hukum atau adab-adab makan dan minum dengan tangan kanan yang telah Allah turunkan hukumnya melalui nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam beberapa Haditsnya sebagai berikut :

Hadits adab makan dan minum (01)


Dari Abdullah bin ‘Umar radhiallahu anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِيْنِهِ، وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِيْنِهِ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ
“Jika seseorang di antara kalian makan, maka hendaknya dia makan dengan tangan kanannya. Jika dia minum maka hendaknya juga minum dengan tangan kanannya. Karena setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya pula.” (HR. Muslim no. 2020)

Hadits adab makan dan minum (02)

Dari ‘Umar bin Abi Salamah radhiallahu anhu dia berkata: Dulu aku adalah anak kecil yang berada di bawah pengasuhan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ketika makan, tanganku berpindah-pindah kesana kemari di atas piring. Maka beliau bersabda kepadaku:

يَا غُلاَمُ، سَمِّ اللهَ وَكُلْ بِيَمِيْنِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيْكَ
“Wahai nak, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah yang ada di dekatmu.” (HR. Al-Bukhari no. 5376 dan Muslim no. 2022)

Hadits adab makan dan minum (03)

Salamah bin Al-Akwa’ radhiallahu anhu dia berkata:

أَنَّ رَجُلاً أَكَلَ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ بِشِمَالِهِ فَقَالَ: كُلْ بِيَمِيْنِكَ. قَالَ: لاَ أَسْتَطِيْعُ. قَالَ: لاَ اسْتَطَعْتَ.  مَا مَنَعَهُ إِلاَّ الْكِبْرُ، فَمَا رَفَعَهَا إِلَى فِيْهِ
“Ada seorang laki-laki yang makan di samping Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan tangan kirinya. Maka Rasulullah bersabda, “Makanlah dengan tangan kananmu!” Dia menjawab, “Aku tidak bisa.” Beliau bersabda, “Semoga kamu tidak bisa?” -padahal tidak ada yang mencegah dia makan dengan tangan kanan kecuali karena sombong-. Setelah itu tangannya tidak bisa dia angkat sampai ke mulutnya.” (HR. Muslim no. 2021)

Itulah beberapa hadist sebagai penguat hukum-hukum dan adab-adab makan dan minum  dengan tangan kanan dalam Islam, dimana sepakat para ulama mengatakan bahwa hukum makan dan minum dengan tangan kanan adalah wajib. Sebagaimana kita lihat dalam hadist ada kalimat perintah dari nabi untuk makan dan minum dengan tangan kanan dimana hukum perintah adalah wajib. Pada hadist ketiga dapat pula kita lihat Hadist dimana seorang yang di perintah nabi makan dengan tangan kanan tetapi dia mengatakan “Aku Tidak Bisa”, akibat dari penentangannya terhadap nabi akhirnya ia benar-benar tidak mampu mengangkat tangannya untuk makan. Subhanallah.

Dalam hadist juga diterangkan kenapa kita dilarang makan dengan tangan kiri, karena itu termasuk perbuatan syetan dan kita sebagai umat Islam dilarang meniru perbuatan syetan. Begitulah Islam mengatur hidup kita hingga urusan kecil pun ada aturannya dan itu wajib kita jalankan sebagaimana Allah dan Rasullnya mewajibkan. Semoga kita terjauh dari hal-hal yang meninggalkan hukum-hukum Allah dan Sunnah Rasul-Nya. amin.


BERSUGI

Maksud Bersugi
Bersugi disebut dengan perkataan bersiwak yang berasal dari perkataan arab . Dari segi syarak pula bermaksud kayu yang digunakan seperti ranting atau sebagainya di dalam mulut dengan tujuan untuk membersihkan gigi.



Hukum bersugi                       
1.   Hukumnya adalah sunat dan masanya ialah bila-bila masa tetapi masa yang    paling dituntut ialah setelah bangun dari tidur, ketika hendak mendirikan solat, ketika hendak membaca Al-Quran  dan ketika berubah bau mulut. 
2.    Makruh bagi orang yang berpuasa tak kira samada puasa fardhu(Ramadhan) atau puasa sunat selepas gelincir matahari , iaitu selepas waktu zohor.

Hadis Rasulullah S.A.W. tentang bersugi :
Dari Aisyah r.a. " Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. telah bersabda : Bersugi itu membersihkan mulut dan mendapat redha dari Tuhannya ". ( Hadis Riwayat Al Baihaqi )

Dari Abu Hurairah r.a. dari Rasulullah s.a.w. telah bersabda : " Kalau tidaklah akan menyusahkan umatku akan aku suruh mereka bersugi pada tiap-tiap waktu ketika berwuduk ". ( Riwayat Ahmad )


Alat Untuk Bersugi
Alat untuk bersugi ialah sesuatu yang suci dan kesat seperti :-
1.   berus gigi
2.   kayu arak (siwak)
3.   rotan
4.   manggar kelapa
5.   dan lain-lain.


Rujukan

1.   Kitab Matla’al Badraian – Syeikh Daud Fattani


       FAKTA DALAM AL-QURAN Al-Quran ialah Kitabullah yang terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Al-Quran merupakan senjata yang paling mujarab yang melimpah ruah, mata air yang tidak mungkin kering, di dalamnya penuh dengan nur hidayah rahmat dan zikir.
       Al-Quran diturunkan untuk mengajar manusia tentang pengesaannya kepada Allah (tauhid). Konsep ibadah yang jelas dan menyeluruh agar manusia sentiasa mendapat bekalan yang baru dan segar. Mengajak manusia berfikir tentang ciptaan, pengawasan dan penjagaan yang ditadbirkan oleh yang Maha Agung agar dapat mengenal sifat-sifat-Nya yang Unggul.
       Di dalam Al-Quran dipaparkan juga contoh tauladan dan juga kisah-kisah yang benar berlaku sebelum turunnya Al-Quran dan pada masa penurunan Al-Quran serta tanda-tanda kebesaran Allah swt. Dengan itu manusia mendapat pengajaran dan panduan dalam mengharungi kehidupan sebagai muslim yang sejati dan benar dalam semua bidang kehidupan.
       Diantara tanda-tanda kebesaran, kekuasaan Allah swt. Yaitu siang dan malam yang  memiliki manfaat yang begitu besar bagi proses keberlangsungan hidup makhluk yang ada di dalam jagat raya ini. Allah swt. Melalui alam dengan Al-qur’an sebagai petunjuknya memperlihatkan berbagai tanda-tanda kebesaranya. Dan di dalam makalah ini, siang dan malamlah yang menjadi bahasan pemakalah.
       FAKTA DALAM AL-QURAN
Al-qur’an adalah mukjizat yang sangat sempurna, hanya dengan 114 Surat dan 6239 ayat al-Qur’an mampu membahas seluruh aspek kehidupan, dan menjadi pedoman hidup yang sangat ideal. Allah melalui al-Qur’an memerintahkan manusia untuk selalu memerhatikan sekelilingnya, karena dimanapun mata memandang di situ terdapat tanda-tanda kebesaran Allah swt.
       Malam dan siang merupakan salah satu dari sekian banyak tanda-tanda yang membuktikan bahwa alam ini pasti diatur oleh suatu zat yang amat luar bisa (Allah). Di dalam al-Qur’an malam dan siang sering disebut dan diulang-ulang di beberapa ayat-ayat-Nya. Dan beberapa diantaranya yaitu di surat Al-Furqan ayat 47 dan 62, surat yasin ayat 37.
       a.       Surat Al-Furqan ayat 47
       وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِبَاساً وَالنَّوْمَ سُبَاتاً وَجَعَلَ النَّهَارَ نُشُوراً
       Artinya:” Dan Dialah yang menjadikan untuk kamu malam sebagai pakaian da tidur sebagai pemutus dan Dia menjadikan siang untuk bertebaran”.(Al-Furqan:47)
       Setelah menyebutkan bukti-bukti keesaan dan kekuasaan-Nya melalui bayangan yang dibuktikan keberadaannya oleh kehadiran cahaya matahari pada ayat sebelumnya, kini ayat di atas berbicara tentang manfaat lainnya yang diperoleh manusia dari terbit dan terbenamnya matahari, yaitu adanya siang dan malam.
       Keserasian perurutan ayat ini dengan ayat sebelumnya dapat juga ditemukan jika kita menyadari bahwa kegelapan malam dari remang-remang hingga sangat kelam, kemudian disusul lagi sedikit demi sedikit dengan datangnya terang, serupa juga keadaan bayangan yang didahului oleh gelap hingga ia menghilang dengan datangnya terang.
       Thaba’thaba’i menulis: Keadaan manusia yang ditutupi oleh pakaian kegelapan malam, keterhentian dari aktifitas untuk beristirahat, lalu ketersebaran mereka mencari rezeki setelah munculnya siang. Sebagaimana disebut oleh ayat ini memiliki keserupaan dengan apa yang diuraikan ayat yang lalu tentang kehadiran bayangan (gelap) kemudian menjadikan matahari sebagai bukti, lalu menggenggam dan menghilangkan bayang-bayang itu.
       Ayat di atas menyatakan: Dan di antara bukti-bukti keesaan Allah dan kekuasaan-Nya yaituDialah(Allah) yang menjadikan untuk kamu sekalian malam dengan kegelapannya sebagai pakaianyang menutupi diri kamu, dan menjadikan tidur sebagai pemutus segala kegiatankamu sehingga kamu dapat beristirahat guna memulihkan tenaga, dan Dia juga menjadikan siang untuk bertebaranguna mencari rezeki.[1
       b.      Surat Al-Furqan ayat 62
       وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لِّمَنْ أَرَادَ أَن يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُوراً
       Artinya:” Dan Dia yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi siapa yang ingin mengambil pelajaran atau bagi yang ingin bersyukur.”(Al-Furqan:62).
       Ayat sebelumnya membahas tentang matahari dan bulan serta pancaran cahaya dan peredarannya, dan di ayat ini disinggung tentang akibat dari peredaran matahari dan kehadiran bulan.Dan Dia pula yang menjadikan malam dan siang silih berganti yang satu datang setelah yang lain. Dia yang mengaturnya seperti itu bagi yakni untuk dimanfaatkan oleh siapa yang ingin mengambil pelajaran sehingga menyadari betapa Allah Maha Esa, Maha Mengetahui dan Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana, atau bagi yang ingin bersyukur atas segala limpahan karunia-Nya.[2]
       Thahir ibn ‘Asyur berbendapat bahwa ayat ini berpesan agar setiap orang berpikir tentang pergantian malam dan siang, sehingga ia dapat mengetahui bahwa dibalik pergantian itu pasti wujud yang berperan dalam mengatur semua itu.
       Sayyid Quthub ketika menafsirkan ayat ini, mengutip pendapat ilmuan yang menunjukkan betapa besarnya kuasa dan betapa teliti pengaturan-Nya. “Bumi beredar dalam orbitnya sekali setiap dua puluh empat jam, atau sekitar seribu mil perjam. Kalaulah bumi kita hanya beredar sejauh seratus mil sejamnya, maka ketika itu malam dan siang akan lebuh panjang puluhan kali dari keadaan yang sekarang. Dan bila itu terjadi, maka matahari musim panas bisa membakar semua tumbuhan di bumi disiang hari, dan membekukannya pada malam. Maka sungguh melimpah anugerah Allah swt, Kepada makhluk-Nya. Itulah sebagian dari apa-apa yang perlu direnungkan dan disyukuri oleh manusia.[3]
       c.       Surat Yasin Ayat 37-40
                 ٣٧وَآيَةٌ لَّهُمْ اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُم مُّظْلِمُونَ  ٣٨وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ ٣٩وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّى عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ ٤٠لَا الشَّمْسُ يَنبَغِي لَهَا أَن تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
       Artinya:“ Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan, dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya. (Yasin: 37-40)
                   Setelah menguraikan sebagian tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran-Nya di bumi melalui ciptaan-ciptaan-Nya dan memberi contoh tentang kuasa-Nya menghidupkan sesuatu yang mati, serta menjelaskan ciptaan-Nya yang berpasang-pasangan, kini di ayat ke 37 sampai 40 berbicara tentang ciptaan-Nya dilangit serta dampak dan kegunaan ciptaan itu. Ayat di atas menyatakan: Dan suatu tanda kekuasaan besar Allah yang lain bagi mereka yang enggan percaya itu, adalah malam. Kami melalui hukum-hukum alam yang kami tetapkan senantiasa menanggalkan darinya siang yakni cahaya matahari maka dengan serta merta mereka yakni makhluk di belahan bumi lain berada dalam kegelapan.[4]
       (نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُم مُّظْلِمُونَ ) “kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka dalam kegelapan.”mengenai kata(نَسْلَخُ), penulis mengatakan , “Memisahkan.” dan Allah menyebut pemisahan ini dengan (سلخن), karena ia menyerupai dengan pemisahan kulit dari tubuh binatang. (فَإِذَا هُم مُّظْلِمُونَ) maka dengan serta merta mereka dalam kegelapan. Karena siang merupakan realitas yang ada dengan keberadaan matahari. Dan ia mengikuti malam dimana jika matahari terbenam, maka cahaya ini mengikutinya, seperti kulit yang dipisahkan dari tubuh binatang. Dan ketika anda menguliti kulit dari binatang, maka anda akan mendapatinya terkelupas sedikit demi sedikit. Demikian cahaya siang jika dinisbatkan pada malam hari dimana Allah menanggalkan siang dari malam, seperti kulit yang dilepas dari tubuh binatang. Dia berfirman (فَإِذَا هُم مُّظْلِمُونَ) maka dengan serta mertamereka dalam kegelapan.yakni, masuk dalam kegelapan. (فَإِذَا) “maka dengan serta merta.” Merupakan fuja’iyyah (bersifat secara tiba-tiba) yang menunjukkan bahwa dia hanya sekedar menanggalkan sejenak, dimana cahaya menjadi gelap, dan sebagaimana kita menyaksikan bahwa penanggalan itu datang sedikit demi sedikit, tetapi jika penanggalan itu telah sempurna, maka kegelapan pun terjadi dengan sempurna.[5]
       yang demikian itu merupakan hikmah Allah, karena jika kegelapan itu didatangkan seketika ketika cahaya tengah memancar, niscaya hal itu akan berdampak kurang baik terhadap mata, pepohonan, dan banyak hal lainnya. Dan kemunculannya berlangsung sedikit demi sedikit, dari terang menjadi gelap.
       MANFAAT DARI AYAT AL-QURAN TENTANG KEJADIAN SIANG MALAM
1.      Diantara manfaat dari ayat mulia ini adalah hal ini merupakan tanda yang sangat besarm engenai malam, dimana Allah menanggalkan siang darinya, sebagaimana melepaskan kulit dari tubuh kambing. Dan ini menunjukkan bahwa ia dilakukan sedikit demi sedikit.
       2.      Diantara manfaat lain dari ayat mulia ini adalah bahwa dasar pokoknya adalah gelap. Hal itu didasarkan pada firman (نسلخ منه النهار) kami tanggalkan siang dari malam itu.dan ini menunjukkan bahwa dasar pokoknya adalah gelap dan siang itu datang sedikit demi sedikit. Oleh karena itu, ia ditanggalkan dengan cara seperti itu juga dimana dasar pokok cahaya itu dari matahari dan matahari muncul setelah malam berlalu. Dengan demikian, dasar pokoknya adalah gelap, baru setelah itu muncul cahaya.
       Diantara rahmat Allah yang diberikan kepada makhluk nya adalah menjadikan malam dan siang yang berbeda keadaanya. Dia menjadikan malam gelap gulita supaya sesuai dengan waktunya untuk beristirahat dari kekelahan kerja pada siang harinya dan dijadikan siang terang benderang supaya dapat dipergunakan untuk bekerja dan mencari rizki yang telah dibagi diantara para hamba.[6]
       PANDANGAN SAINSTIS BARAT TERHADAP KEJADIAN SIANG DAN MALAM
Bumi bergerak dalam dua keadaan:
       1) Berputar pada paksinya.
       - Menyaksikan bahawa bumi berputar pada paksinya dari arah timur ke barat. Bagi menghasilkan satu putaran yang sempurna, ia mengambil masa selama sehari.
       2) Beredar dalam garisan orbitnya.
       - Menyaksikan bumi beredar mengelilingi matahari dari arah timur ke barat pada garisan orbitnya.Bagi menghasilkan satu peredaran putaran yang sempurna ianya mengambil masa selama setahun.
       Terdapat banyak pandangan dan persepsi mengenai pergerakan bumi.Ketika penrunan Al-Quran,sebahagian manusia tidak mampu untuk memahami dua keadaan ini. Tetapi sebahagian yang lain mendakwa bahawa bumi berputar pada paksinya. Antaranya ialah Abu Raihan Muhammad bin Ahmad dan Abu Said Ahmad Assajzi.
       Manusia tidak akan dapat merasa pergerakan dan peredaran bumi sepertimana dapat merasa dan melihat akan pergerakan bulan dan matahari.Manusia merasakan seolah-olah berkedudukan tetap di atas permukaan bumi begitu juga dengan semua makhluk yang lain.
       Kelajuan putaran bumi bersifat tidak tetap. Ianya berubah mengikut perubahan garis lintang..
       Kawasan kutub : 0 Darjah
       Kawasan garis lintang : 50 Darjah (Mencecah 316 km/s).
       Kawasan khatulistiwa : Mencecah 465 km/s
       Bumi berputar pada paksinya dengan satu putaran yang sempurna pada setiap 23 jam 25 saat dan 4 detik. Perkiraan ini mengikut putaran yang berlaku pada tempoh melihat bintang pada kedudukannya dan melihatnya pada kali kedua pada kondisinya. Tempoh ini dinamakan sebagai Sidereal Day ( اليوم النجمي)
       Akan tetapi (اليوم الشمسي ) Solar Day lebih panjang tempohnya berbanding dengan Sidereal Day sebanyak 3 minit 4 saat menjadikan tempoh putaran sempurna iaitu 24 jam.
       Putaran lengkap bumi dari timur ke barat menyebabkan berlakunya fenomena kejadian siang dan malam yang mana sebelah permukaan bumi menjadi terang dan sebelah lagi menjadi gelap. Sekiranya bumi tidak berputar pada paksinya secara berterusan, nescaya sebelah permukaan bumi akan sentiasa terang dan sebelahnya lagi sentiasa gelap. Keadaan ini memustahilkan untuk manusia hidup di atas muka bumi ini.


        KESIMPULAN
       1.      Dalam ayat ini Allah ingin menjelaskan kepada hambanya tentang kebasarannya yang agung supaya hambanya mengetahui betapa besarnya dia agar hambanya berfikir.
       2.      Kemudian dalam ayat siang malam ini allah juga mengajaran tentang hidup yang baik/sehat dengan cara menjadikan malam sebagai tempat pengistirahatan dari kelelahan dan siang sebagai  tempat mencari rizki Allah.
       3.      Dan juga dengan adanya konsep siang  malam dalam A-qur’an itu membuktikan bahwa bumi itu bulat karena adanya pergantian waktu, bukan datar seperti yang diterangkan oleh para philoshop terdahulu yang menilai bahwa bumi itu datar.




No comments:

Post a Comment